Meskipun peringatan maupun perayaan hari Kartini sudah lewat, dalam upacara tadi pagi pembina upacara merefleksi peringatan hari Kartini. Refleksi peran Kartini dalam ‘amanat pembina upacara’ tersebut baru tadi pagi dilaksanakan sebab Sabtu lalu sekolah kami tidak mengadakan acara peringatan. Dalam menyebut nama Kartini, pembina upacara menyebutnya lengkap beserta gelar kebangsawanannya, Raden Ajeng. Berkali-kali mendengar nama beserta gelar itu, telinga saya kok rasanya ‘keri’. (Padanan kata keri untuk Bahasa Indonesia apa ya yang paling tepat? Geli buat saya belum mewakili :D).
Saya teringat buku Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer, juga cuplikan surat Kartini yang pernah saya baca. Dalam surat kepada Stella, tertanggal 25 Mei 1899, Kartini menulis:
“Aku seorang pekerja biasa, Stella. Pekerja biasa. Ya, namaku hanya Kartini. Sebab itu, panggilah aku Kartini saja, tanpa gelar, tanpa jabatan.”
Kartini menentang segala bentuk feodalisme, itu sebabnya ia hanya mau dipanggil Kartini saja. Panggil Aku Kartini Saja, dari ucapan Kartini sendiri kemudian dipilih Pram untuk judul buku biografi Kartini sebab penulis itu sama-sama menentang feodalisme.
g enak gitu mbak dengar istilah gelar?
Ingat Kartini tak suka dipanggil dengan gelar, iya jadi semacam ‘risih’,nggak enak, mendengarnya :))
orang lain memang suka lebay hehe
Denger yang lebay2 risi ta mbak Ari? Hehe
Mgkn sbg gelar pahlawan bwt beliau?
risi & keri hihihi
@ayanapunya: bukan, itu gelar kebangsawanan di Jawa kok Yana, Kartini tak suka dg gelar itu dan digugatnya, beliau ingin menanggalkan ‘raden ajeng’ supaya terbebas dari peranan ‘raden ayu’, begitu yang kubaca dari buku Pram@srisariningdiyah:tapi beda nek ditik2i, lho?! π
masih banyak yang salah kaprah, mengartikan perjuangan Kartini… π
Kartini kan yang minta gitu?Tu bangsawan yang merakyat yang tahu gelar-bangsawan blum-tentujamin kehormatan-sorang.Panggil nama langsung blum-tentu tak-nghormat, kerna Tuhan sajahanya ku panggil nama, ngga paka embel Bu/Pak.
sebab mngkin yang diketahui orang hanya dari pelajaran sekolah saja π
@mutitem:yap, seperti itu Kartini yg kita kenal. . . Kartini menyadari benar bagaimana kedudukan manusia itu