Secara kebetulan saya melakukan traveling bersama suami dan anak ketika Yogyakarta punya hajat Grebeg Idul Adha, 5 Oktober lalu. Awalnya kami mengetahui even itu dari kusir andong yang kami tumpangi dari pasar buku menuju Mirota Batik. Suami semangat pengen nonton di alun-alun. Berdasarkan pengalaman dulu ketika menyaksikan grebeg penuh sesak, saya tidak merekomendasikan, kasihan Janitra. Tepat ketika kami berada di sekitaran 0 km Yogyakarta, iring-iringan pembawa gunungan grebeg lewat. Beruntung kami bisa menyaksikan. Dua gunungan yang kami saksikan tersebut berasal dari alun-alun dan akan “dirayah” di Puro Pakualaman dan Kepatihan, Malioboro. Grebeg utama tentu saja sudah dirayah di halaman masjid Agung. Arak-arakan tersebut diawali dengan dua gajah diikuti oleh barisan prajurit kerajaan dan abdi dalem.