Sesuai dengan judulnya, kelima belas cerpen dalam buku Jejak Kaki Misterius memiliki satu benang merah: misteri. Meskipun misteri dalam buku ini tidak semuanya mengenai penyelidikan sebuah kasus, namun secara keseluruhan pembaca khususnya anak-anak, akan dipenuhi rasa penasaran sepanjang membaca buku.
Cerpen yang pertama merupakan cerpen yang dijadikan judul buku: Jejak Kaki Misterius karya Riawani Elyta. Ceritanya tentang kakak adik Daffa dan Anto yang menemukan bekas tapak-tapak kaki mencurigakan di sepanjang jalan samping rumah mereka. Beberapa hari mereka dibuat penasaran oleh pemilik tapak kaki yang besarnya tidak sama antara kanan dan kiri itu. Mereka memutuskan menyelidiki ala detektif.
Ketika hari Minggu seharian mereka mengintai namun tak membuahkan hasil, hari berikutnya mereka memutuskan tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Hampir putus harapan karena hingga sore tidak muncul juga yang diburu, akhirnya rasa penasaran mereka terjawab. Penyelidikan yang berakhir tidak serta merta mengakhiri cerita. Mereka terkejut mengetahui siapa pemilik jejak itu, terlebih setelah mengenal sosoknya. Tidak sekedar menuntaskan penyilidikan, kedua tokoh menunjukan akhlak mulia yang bisa dijadikan teladan oleh anak-anak. “Menolong orang bisa membuat hati jadi lega. “(hal.12)
Pesan moral tersebut sesuai dengan label buku, seri pendidikan akhlak untuk anak. Hal ini terlihat pula dalam cerpen Misteri Matinya Ikan di Kolam Nino karya Pujia Achmad. Nino tak hanya memcahkan misteri matinya ikan-ikan milik ayahnya, namun juga menemukan sebuah solusi dari permasalahan yang melatarbelakangi misteri itu. Kemuliaan akhlak tokoh-tokoh di dalamnya memberi teladan kepada anak-anak dalam pembentukan karakter.
Petualangan yang seru dan menegangkan ditawarkan oleh cerpen Kebun Misterius, karya Pujia Achmad. Penemuan sebuah buntelan misterius mengantar Iwan dan Adit pada penjelajahan sebuah bukit yang dianggap angker oleh masyarakat sekitar. Bahaya mengancam mereka. Ketika sebuah kejutan berada di depan mata, penemuan akan sebuah ladang terlarang, seorang bergolok menangkap dan menyekap mereka di sebuah rumah di tengah-tengah ladang itu. Adit dan Iwan tidak gentar. Berusahan melawan rasa takut dan berusaha memutar otak menemukan jalan keluar, mereka berdua justru berhasil membongkar kedok gerombolan yang menangkap mereka.
Cerita dengan motif sejenis bisa ditemukan dalam Misteri Rumah Kosong karya Anik Nuraeni. Seru dan menegangkan.
Ada pula cerita misteri yang temanya bukan tentang penyelidikan. Ketika Ban Sepeda Rasad Pecah karya Dian Onasis unik idenya. Siapa sangka ban sepeda yang pecah membuat Rasad menemukan jawaban atas misteri hutan bambu kuning yang selalu memunculkan suara yang menyeramkan.
Cerpen-cerpen dalam buku ini menyodorkan tema-tema unik dan tema-tema sederhana namun menjadi cerita luar biasa. Penulis-penulisnya membuktikan bahwa sebuah tema sederhana sekalipun jika diolah dengan apik bisa menjadi cerita yang mengesankan bagi anak-anak, menumbuhkan rasa ingin tahu, dan keteladanan. Bagi saya, buku ini memberi banyak pelajaran menulis, terutama tentang ide-ide luar biasa yang diolah para penulisnya menjadi cerita yang mengalir.
Oiya, di postingan giveaway buku ini saya menyebut tiga judul yang paling membuat penasaran. Benar saja, memang cerpen-cerpen yang membuat saya penasaran seru ceritanya.
Terima kasih yaa reviewnya 🙂 ada bbrp typo tuh diperbaiki dikit aja lagi biar tambah cuakep 🙂
terima kasih mbak. siap, saya perbaiki! 🙂
Pada bisa nulis cerpen anak, misteri pulak! Hebat!
Ada karyanya Uni Dian juga ^_^
ya ada punya uni dian. ayo anaz juga pasti bisa kalau mau merambah genre itu! 🙂
Semoga bisa
Memulainya yang susah 😦
Terima kasih reviewnya ya, Mbak 🙂
sama-sama suka buku ini 🙂
sama2, senang dapat buku ini 🙂