Riani melirik toples kopi di rak dapur. Tinggal beberapa sendok. Tapi aku harus bicara sekarang. Paling tidak untuk yang terakhir.
Lana, putrinya sangat suka kopi. Ngopi bisa ditunda. Ini lebih penting. Riani menemukan masih ada sponge cake di kulkas. Ini bisa jadi pengganti lady finger.
Ia cepat memutuskan. Malam ini harus selesai! Ia menatap putri semata wayangnya di beranda samping. Novel tebal menenggelamkan dunianya.
Gerakan tangannya lincah menyiapkan bahan-bahan. Whipping cream, cream cheese, gula halus, ekstrak vanila, coklat bubuk.
Cekatan, Riani tersenyum sembari memotong sponge cake kemudian membasahinya dengan seduhan kopi.
***
“Hemmm… wangi kopinya…berpadu dengan….apa ya…., “ Lana meletakkan novel.
“Tiramisu!” Riani meletakkanya di meja makan. “Maaf tak ada secangkir kopi.”
“Waw…terlihat yummy!”
“Ya, ibu harus bicara lagi.”
Lana menghela napas.
“Mungkin malam ini yang terakhir ibu meminta padamu.”
Riani menyodorkan sendok kecil. “Cobalah.”
Lana menyendok tiramisu dan memasukkan ke mulutnya. Terpejam. Cuping hidungnya terlihat menikmati aroma yang menguar.
Tersadar kembali, Lana membuka mata,” kalau ibu masih ingin membahas tawaran kemarin, Lana sudah capek. Berapa tahun Lana kuliah di luar kota, jauh dari ibu, dan sekarang ibu meminta Lana ke luar negeri?”
“Ibu rasa alasan kamu tetap tinggal bukan karena ibu, tapi Reza!”
“Ibu, di Jakarta toh banyak sekolah desainer ternama.”
“Ini kesempatan langka Nak, tawaran itu tak datang dua kali.”
“Lana ini anak ibu, tak bolehkah Lana di sini menemani ibu, setalah bertahun-tahun sekolah merantau. Berat bagi Lana terpisah dengan orang-orang tercinta!”
“Nak, kau rasakan kopi dalam tiramisu? Tak lagi pahit. Kau rasakan aroma dan rasanya. Merantau, awalnya pahit, tapi kau akan rasakan aroma dan hasilnya kelak.”
“Lana ingin menemani Ibu.”
“Tak usah khawatirkan ibu, akan ada yang menemani ibu.”
Riani membuka ponsel dan memperlihatkannya pada Lana. Ada figur seorang lelaki dengan sorot mata teduh.
“Jadi ibu akan… ?” Terhenyak, Lana urung menyendok tiramisu.
*diikutkan dalam #FlashFictionYummylit dlm rangka Hari Buku Nasional! @bentangpustaka
**gambar tiramisu dari sini
kereen!
terima kasih Yana 🙂 tapi aku sendiri kok belum merasakan feel cerita ini yaa….
yang jelas banyak makanan enak di dalam cerita 😀
hehehe…. yang nulis nulis doang, belum pernah bikin, makan itu juga bisa diitung jari 😀
Semoga happy ending. Yang merantau .. gak kepikiran lagi; begitu pula yang ditinggalkan.. gak kuatir karena ada lelaki teduh yang bakal mengimaminya.
terima kasih pak Iwan sudah mampir. Mangga… silakan dilanjut sendiri, ending diserahkan kepada pembaca.. suka2 pembaca 🙂
Ibu bakal lekas menikah lagi! hehe…
kalau boleh, hehehehe