Berlarian di antara tanaman stroberi, memilih buah yang memerah kemudian memetiknya sendiri, anak kecil mana yang tak suka? Keseruan itu barangkali telah lama dibayangkan Janitra sehingga Ahad lalu ia meminta jalan-jalan ke kebun stroberi.
Tidak ada salahnya memenuhi keinginannya, sebab jalan-jalan yang dimintanya bisa jadi ajang belajar, eksplore alam, dan tentu saja bapak ibuknya juga pengen dolan 😀
Berangkat dari rumah pukul 13.30, perjalanan terbilang lancar. Dari Secang, kami memilih menuju kota Magelang kemudian lanjut Sawangan. Perjalanan menuju Ketep Pass dengan jalur Sawangan terbilang lebih mudah dicapai dan lancar, tidak seperti jalur Pakis yang rutenya ekstrim (belokan, tanjakan, sempit, plus jalan bopeng sana-sini). Jalur Sawangan lebih lebar, jalan yang mulus dari cor-coran, dan minim jalan ekstrim.
Dari Ketep Pass kami turun menuju arah Pakis. Di sepanjang jalan, sudah terlihat beberapa kebun stroberi. Kebun pertama yang kami kunjungi hanya menyediakan buah stroberi petik. Stroberi di kebun telah habis. Begitu pula kebun kedua. Stok di kebun habis. Kami tidak menyerah. Masih banyak kebun stroberi yang menyediakan wisata petik.
Kebun Stroberi Inggit terlihat berpengunjung melihat penampakan tempat parkir. Sebelum memutuskan turun, suami bertanya kepada tukang parkir. Beruntung. Masih ada tapi sedikit, begitu info yang kami dapat. Lumayanlah.
Ada dua petak kebun stroberi atas bawah. Sebelum masuk, ada tarif yang ditarik sebesar Rp5.000/orang. Kami mendapatkan keranjang kecil dan gunting sebagai alat petik.
“Dilarang makan di tempat ya. Satu ons stroberi dihargai Rp.15.000,” pesan ibu penjaga. Kami setuju.
Mulailah kami berburu stroberi. Berjalan di antara tanaman stroberi, memilih stroberi yang layak petik, nyatanya memang pengalaman yang seru. Selain kami, ada beberapa rombongan yang asyik dengan aktivitas mereka. Memetik dan berfoto-foto di sela-sela memetik. Stoberi yang ranum dan bunga yang imut juga bisa menjadi objek foto yang menarik.
Kalau dikalkulasi, tentu saja mendapatkan stroberi dengan petik langsung lebih mahal daripada membeli buah di dalam mika, di pasar maupun di lokasi. Tapi, pengalaman dan buah yang kami dapatkan tentu berbeda. Kalau kami sudah mengidentikan stroberi dengan buah yang kecut, tidak demikian dengan buah yang dipetik langsung. Kami bisa memilih buah yang terbaik dan tentu saja rasanya lebih segar dan manis. Berbeda dengan stroberi yang selama ini kami dapatkan di pasar tradisional. Jempol deh. Tambahan lagi, stroberi tergolong buah organik, jadi lebih aman dikonsumsi dan sehat.
Ingin pulang membawa oleh-oleh olahan buah stroberi maupun suvenir berbentuk stroberi? Tempat itu menyediakan. Buah stoberi telah diolah menjadi aneka snack maupun selai yang variatif. Pengunjung tinggal pilih. Menikmati makanan dan minuman hangat sembari menikmati panorama sekitar juga bisa menjadi pilihan di kebun itu. Ada gazebo di tengah-tengah kebun maupun di depan lokasi.
asiknyaa.. pasti senang ya bisa ngerasain metik buah stroberi langsung
bangett… biasanya cuma metik satu di satu tanaman di belakang rumah, ini bisa milih dan lari2 🙂