Ada ketika saya ingin pergi ke suatu tempat semacam telaga yang luas. Saya duduk di tepinya, memandang luasnya air yang tenang, tak bergolak seperti ombak. Saat-saat seperti itu saya tidak merindukan ombak yang bergulung-gulung dengan irama yang khas. Saya hanya ingin ketenangan, mengurai segala yang berseliweran di kepala: pekerjaan, rutinitas, dan tetek bengek yang membuat lelah.
Sekian lama keinginan itu mengendap. Pada akhirnya, apa yang saya bayangkan di kepala itu saya temukan pada tempat bernama Waduk Sermo. Rasa penasaran pada waduk yang diresmikan pada jaman Presiden Suharto itu membawa kami melakukan perjalanan pada liburan ini bersama keluarga. Tak dinyana, tempat itu ternyata yang saya cari selama ini.
Saya menyukai perjalanan menuju waduk. Ini perjalanan yang menjadi favorit saya, selalu suka. Ini bukan perjalanan yang dijebak macet dan disekap baliho-baliho kota. Perjalanan dari Magelang, Mendut lalu menyusuri Kalibawang dan Kulon Progo ini disuguhi landskap pedesaan, luasnya sawah yang dibentengi deretan Pegunungan Menoreh dan langit yang berawan. Sepanjang perjalanan saya dimanjakan kehijauan di kanan kiri jalan. Tiba di tepi rel kereta api, pas kebetulan kereta api yang lewat menjadi selingan. Bukankah ini menyenangkan?
Begitu tiba di waduk, suasana asri terbentang di depan mata. Waduk Sermo terletak di kawasan suaka margasatwa. Luasnya waduk dikelilingi hutan yang mengular dan pegunungan.
Saya seketika menyukai tempat ini. Tidak banyak pengunjung. Mereka yang datang memang ingin menikmati waduk: piknik, memancing, dan naik kapal menyusuri waduk. Spot foto? Ada di beberapa titik. Ada 3 dermaga yang salah satunya dipakai untuk tempat pengunjung yang ingin menyusuri waduk. Untuk naik kapal, pengunjung ditarik tiket seharga Rp10.000. Sementara beberapa spot selfi dan taman di tepi waduk, ada loket yang harus dilewati pengunjung untuk membayar tiket.
bapak dan anak yang mesra menikmati waduk
Tenang dan damai. Itu yang saya rasakan ketika duduk-duduk di gazebo tepi waduk setelah naik kapal. Baca buku atau sekedar ngopi-ngopi, boleh banget. Tempat ini juga jadi pilihan para pecinta kemping. Mengamati kesibukan di dermaga menjadi pun ketertarikan tersendiri buat saya.

menanti keberangkatan kapal. foto-foto dulu biar nggak jenuh
Karena kesengsem dengan tempat ini, kedua kalinya kami mengunjungi dengan anggota keluarga yang berbeda. Kali kedua, kami bawa bekal untuk ngopi. Mantab lah!