Oleh: Sayekti Ardiyani*
Muslimah kini semakin memiliki kebebasan untuk menunjukkan eksistensinya, baik di dunia nyata dan lebih-lebih di sosial media. Jilbab lebar yang dulu dipandang dengan tatapan kurang ramah oleh pihak-pihak tertentu kini menjadi trend fashion. Wanita bercadar yang dulu dipandang dengan tatapan penuh curiga kini semakin menampakkan ekistensinya di sosial media.
Lihatlah istragram. Feed IG sekarang dipenuhi dengan foto-foto wanita bercadar dengan gaya yang fasionable. Berseliwaran pula foto-foto mereka dengan pasangan halal yang membikin para jomlo baper. Mesra dan lokasi fotonya istagramable habisss.
Luar biasa, dakwah di sosial media tak hanya marak namun terbilang efektif. Ajakan berhijab, menikah tanpa pacaran, tausiyah-tausiyah yang diletakkan sebagai caption sangat mengena di kalangan generasi milenial. Tak hanya para artis yang berhijarah, para wanita bercadar pun kini banyak yang menjadi sosok influencer. Tentu saja saya memandang ini sebagai hal yang sangat positif. Dakwah toh tidak harus lewat ceramah di masjid atau pengajian. IG telah menjelma majelis taklim yang mengundang like ribuan follower
Lewat foto-foto yang bikin baper, mereka tidak hanya berdakwah namun terlihat pula menjadi endorser sebuah produk. Bagaimana tidak fasionable jika wanita bercadar itu mengenakan produk hijab dan segala pernak-perniknya dari prodok branded. Lagi-lagi, dakwah ini terbilang efektif. Sekarang, para muslimah yang bercadar semakin percaya diri untuk menu jukkan eksistensinya. Semakin banyak muslimah yang mengikuti jejak untuk berhijab syar’i dan tidak perlu ragu-ragu untuk menutup wajah mereka dengan cadar.

pinjam foto dari sini
Namun, ada yang menggeletik saya ketika melihat semakin banyak influencer bercadar yang berfoto ala model di sosial media, dengan produk branded yang dikenakan. Tidakkah disadari bahwa hal semacam itu akan menjadi sebuah komoditas. Ada yang menganggu pikiran saya: apa beda dakwah dengan komoditas? Oke lah, lagi-lagi itu cara dakwah yang mengena buat generasi milenial, namun ketika mereka berpose layaknya para peragawati di catwalk, saya kok merasa gelisah ya?
Saya pernah mendapati foro seorang wanita bercadar yang meng-endorse sebuah produk sepatu. Pose duduknya aduhai, sebelah kakinya diangkat sehingga produk sepatu itu terlihat jelas. Nah, ini dakwah atau komoditas? Jujur, saya lebih nyaman melihat keteduhan sosok mereka pada postingan semacam video “Peluk Aku” dengan lagu latar Deen Salam yang sempat viral beberapa waktu lalu.
*tulisan ini sekedar opini pribadi yang lahir dari kegelisahan diri. Bukan maksud untuk nyiyir, mencari pembenaran, atau mengundang debat kusir.
Hi-fie: hijab selfie
yaa… hijaber zaman now ya…