Rinai di luar menjanjikan hangat kiranya aku berada di rumah dengan secangkir kopi. Tapi aku di sini terjebak jemu. Makanya sesekali kuintip sebuah dunia tempat para wanita terlindung burqa. Mengembara tanpa sebuah backpack di punggung.
Ah, bila saja ada jeda, ingin kusapa tiap sudut kota ini barang sejenak dua jenak. Tak sekedar mengintip dari balik jendela. Hingga jemu ini sirna.
bus trans 2B,YK
12 Mei 2010,14:50
Aku datang, menenguk jengah yang menghadangJiah… kada nyambung wekekeke…
haruskah menunggu jeda, buatlah jeda untukmu sendiri
Besok ada waktu luangkan sejenak keliling2 kota mbak:-)
Ih ini mah, keliling2 aja 😛
ikutan ngintip ah… hehehe
Jadi ke Jogja lagi? Hmmmm, hanya sejenak tp setidaknya segala peluh merebus sudah pada kisah berlabuh.
hmmm mantebs kie..SABUDI (sastra budaya indonesia)mari kita jaga bersama!
lg dmana yah…jalan2 ni
nih tak kasih kabel biar nyambung, hehehe….
pengennya begitu… mungkin lain kali, kubuat jeda yang lama agar bisa bersenang-senang ^^
betul, hari ini libur, tapi sedang ingin menghasbiskan waktu di rumah… ^_^
hu’um, cuma keliling2 doang, dari Jombor… lewat Tugu, lewat Malioboro, tapi cuma menyapa dari dalam bus hiks…
terima kasih berkenan ngintip, hehehe…slm kenal ^^
iya nih… tapi malah agak bete karena tergesa… di tempat tujuan nggak ada 15 menit… trus pulang… lama di jalan
lebih mantabs dan sakti kata2 moes dunk… ^^
di Jogja kemarin…^^
jalan2 nih….
Duduk aja,yg jalan2 busnya,hehehe
Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rinduMasih seperti duluTiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa maknaTerhanyut aku akan nostalgi saat kita sering luangkan waktuNikmati bersama suasana JogjaDi persimpangan, langkahku terhentiRamai kaki lima menjajakan sajian khas berseleraOrang duduk bersilaMusisi jalanan mulai beraksi seiring laraku kehilanganmuMerintih sendiri, di tengah deru kotamu(Walau kini kau t’lah tiada tak kembali) Oh…(Namun kotamu hadirkan senyummu abadi)(Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi)(Bila hati mulai sepi tanpa terobati) Oh… Tak terobatiMusisi jalanan mulai beraksi, oh…Merintih sendiri, di tengah deru, hey…Walau kini kau t’lah tiada tak kembaliNamun kotamu hadirkan senyummu abadiIzinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi(untuk s’lalu pulang lagi)Bila hati mulai sepi tanpa terobati, oh…(Walau kini kau t’lah tiada tak kembali)Tak kembali…(Namun kotamu hadirkan senyummu abadi)Namun kotamu hadirkan senyummu yang, yang abadi(Izinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi)Izinkanlah untuk s’lalu, selalu pulang lagi(Bila hati mulai sepi tanpa terobati)Bila hati mulai sepi tanpa terobatiWalau kini engkau telah tiada (tak kembali) tak kembaliNamun kotamu hadirkan senyummu (abadi)Senyummu abadi, abadi…
Trims pak Zy. . .msh kurang pak,tumben ga skalian sma mp3nya, he he
ya tdnya mau itu jg. tapi ribet.tp kl dikau mau tambah tambah bgt ntlah kl mereply tak cari lagunya yg pas.
Ada kata ribet jga toh skrg, kirain emang hobinya suka yg ribet2 itu,he he he
ketularan kamus bu Guru hehehe
Kamus edisi baru kah? Kok bru dngar saya :p
edisi baru yang disemprnakan. limited edition lagi :d
Wah, hrz pesen nih. . . :p
makanya buruan . lwt zy aja pesennya, dijamin ….
Dijamin sampe di tempat tujuan lain? He he he
trima kasih pak Zy………………..banyak bangettttt
😀