Satu hal yang membuat saya akan bodoh dan akan tetap bodoh adalah merasa pintar. Ketika saya berhadapan dengan sebuah buku yang tidak membangkitkan selera baca (di luar selera baca saya), yang muncul di benak saya adalah pikiran:”ah, paling isinya cuma ini…atau itu…. Udah tahu ah!”
Sok tahu banget kan?
Padahal, baca buku tidak harus (dan tidak boleh) didahului oleh asumsi bahwa buku itu isinya mungkin sudah saya ketahui atau belum, berguna atau tidak ( beda dengan “ah…sudah pernah baca”). Apa sih susahnya membaca? Saya tinggal menyediakan mata, otak, dan sedikit waktu untuk melakukannya. Masalah sudah tahu atau belum, berguna atau tidak, urusan belakangan. Pasti akan ada sesuatu yang akan saya dapatkan dari membaca. Apa pun itu. Secuil ataupun banyak pengetahuan.
Masalahnya, pikiran itu selalu hadir sebagai kambing hitam kemalasan. Ya…, kadang saya malas membaca buku di luar jenis buku kesukaan saya alias pilih kasih terhadap buku. Nah, alhamdulillah, sekarang saya sudah punya trik ketika masalah semacam itu muncul. Sekarang saya bisa menghalau pikiran buruk itu dengan berpikir: “Katanya pengen pinter, ayo dong baca. Kalau sok tahu terus kapan beneran tahunya? Kapan beneran pinternya kalau sok pinter?” ironis banget pengen pinter tapi sok pinter.
Yang paling jitu adalah dengan berpikir:” Katanya pengen “cantik”?” (he…he…jujur banget)
Kok cantik sih? apa hubungannya baca dengan cantik?
Ada!
Dalam serial cintanya di majalah Tarbawi, Pak Annis Matta menulis tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh Malik bin Nabi terhadap buruh-buruh kasar yang didatangkan dari Aljazair ke Prancis. Mulanya wajah para pekerja-pekerja itu tidak menarik. Berangsur-angsur wajah mereka menjadi lebih indah. Sorot mata dan garis-garis wajah mereka menjadi lebih indah karena pengetahuan dan membaca. Pengetahuan yang diajarkan oleh pemikir muslim asal Aljazair itu membuat mereka tampak lebih indah.
Lebih lanjut Pak Annis Matta menulis, pemikir muslim tersebut menemukan adanya korelasi positif antara pengetahuan dan keindahan. Menjadi indah adalah efek pengetahuan. Pengetahuan membuka ruang kemungkinan lebih luas dan menambah kemahiran sehingga membuat manusia lebih berdaya. Keberdayaan meningkatkan harapan dan kepercayaan yang akhirnya mewariskan kegembiraan jiwa.Inilah yang membuat senyum para pekerja-pekerja itu lebih renyah. Senyum renyah itu memancar dari kepercayaan diri yang beralasan dan harapan yang permanen.
Itulah, kalau pengen PD dan cantik, Iqra’! Masih males baca?
Yogya, 2 Feb 2006
Referensi: Tarbawi edisi 125 tahun 7 Muharam 1427H
Thanks buat Teh Mila atas Tarbawinya.
repost dari: http://boemisayekti.blog.friendster.com/2006/03/buku-dan-cantik
akhir catatan:
22 Mei
Teruslah membaca Indonesia!!!
Sy lbh memilih pintar ketimbang cantik..Tp ada masanya cantik itu jg perlu :d
saya pilih duaduanya, hehehe…
Oya.betul jg ya.hehe
sy plih si cantik yg pintar.hehe…jd voting.jzfs mb.
hayoh ngaku aja… barusan baca kisahmu di salon,hehehe
Mari membaca buku apa saja sebanyak-banyaknya…^_^
sama2… hehehe…ada yang pilih pintar yang cantik? ntar dicari bedanya apa ya…^^
mau dua-duanya mbaaaak 🙂
yukkk marrri…. kadang masih suka pilih2 je,,,.. wah jadi diingetin gara2 ini deh,,, hehehe
toss!!! ^^
sip b^_^dyuuuuuk membaca 😀
yukkkkkkkkkkkkkk membaca dan belajar menulissss… ^^
Saya ketika berada di toko buku atau bazaar buku disini sebenarnya jg pilih2 mb,pan ada yg udah kebeli jd harus diinget2 buku apa sj yg sdh kita punyai hehe
hehehe, kalo itu sih wajib pilih. saya juga klo mau beli buku selalu pilih yang sesuai selera… tapi untuk baca, belajar gak memilih deh, hehehe asal bergizi, tapiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii… susah prakteknya 🙂
iya mbak, malu, temen2 pada jago bgt nulisnya
enggak mau ah…aku mau jadi insan yang cerdas…hehehe..
belajar sama temen2, MP kondusif bgt buat belajar… 🙂
aku juga mauuuu… cerdas, pintar , cantik, heheheh…smart!
amin……yuk..ya..yuk…baca..baca..baca….^^
ah baca ah
hehehe…kayaknya mulai sekarang harus merubah pemikiran 😀
pintar buat diri sendiri, cantik saat mau dibawa ke calon mertua..halah 😀
:))
@pengagumlangit:yukk. . . 🙂
hukum newton 1 versi film CIN(T)A : “kecantikan berbanding terbalik dengan kepintaran”. hehehe.,…
@rhehnluvly:yok ah. . .selamat membaca! ^^
@ayanapunya:penting tuh, stju sma kamu 🙂
@ayanapunya:penting tuh, stju sma kamu 🙂
@ayanapunya:penting tuh, stju sma kamu 🙂
@fivefebruary:trims senyumya nana. . .:)
@yant165:weh,kok gtu? Film apa tuh? 😀
film indie mbak.. ga tayang di bioskop. sy juga belum nonton. Kata teman bagus. walau ada bagian yang bikin gerah iman.. 🙂
Cantik , pintar , cerdas , Subhanallah…Mauuuuuuuuuu ?ayuk BACA BACA BACA ^^
@yant165:udah dibilang gtu justru tambah penasaran ya. . .
@gadys89:Ayok ayok… Yang mau yang mau… Hehehe
hmmm keren dah..tapi kalau mus tentunya harus diubah sedikit..buku dan tampan. repot kalau mengikuti judul tulisan ini..bisa2 mus jadi dobel kelamin.. eheheSABUDI (sastra budaya indonesia)mari kita jaga bersama!
penelitiaannya boleh jg ni…mantaps….
@moestoain:hehe,iya deh Mus. . . Pasti tambah tampan wis. .. 🙂
@mfanies:biar tambah mantabs yuk kita praktekin. . . 😀